Baginda Nabi ﷺ bersabda (mafhumnya):

Akan tiba masanya atas ummat ku di mana ke khusyu'kan dalam sholat akan hilang.

Akan tiba masanya atas ummat ku banyaknya kematian secara mendadak.

Akan tiba masanya atas ummat ku banyak nya gempa² bumi.

Akan tiba masanya atas ummatku di mana seseorang muslim itu tidak akan mengucapkan salam    kecuali kepada orang yang ia kenal sahaja.

Akan tiba masanya atas ummat ku banyak terjadi pembunuhan sesama sendiri.

Akan tiba masanya atas ummat ku manusia saling berbangga² dengan perbuatan maksiat mereka.

Para sahabat bertanya " Bilakah itu akan terjadi wahai Rasulullah ?

Rasulullah ﷺ menjawab " Semua itu akan terjadi di akhir zaman, maka apabila hal itu sudah terjadi maka tunggulah saat kedatangan hari kiamat.

Hampir² semua yg disebut itu berlaku di zaman kita 😭

Adalah Hari-hari yang sangat ganjil.

Ibu² & bapa² hanya mementingkan makanan yg sedap dan pakaian yg cantik² sahaja terhadap anak² mereka.

Namun mereka lupa menanam ajaran agama dan akhlak kepada anak² mereka.

Hari² yang ganjil.

Para pekerja tidak ikhlas bekerja dengan alasan gaji yg diberi tidak berpatutan/sedikit. Namun mereka lupa sesungguh nya Allah memberkati rezeki yang halal dan menghilangkan berkah dari rezeki yang haram.

Hari² yang Ganjil.

Pemuda dan pemudi berjam² menghabiskan waktu mereka jalan² dan berpeleseran di Mall atau di Pasaraya. Namun mereka merasa letih dan berat untuk mengerjakan solat walau hanya satu rakaat.

Hari² Ganjil.

Pemuda dan pemudi asyik mendengar lagu² dengan hati yang girang gembira. Namun jika untuk mendengar firman² Allah, hati mereka menjadi sesak, seolah² mereka hendak naik ke langit sedang mereka tidak tahu bahwa perkara yang halal tidak boleh bercampur dengan perkara yang haram.

Hari² sangat Ganjil.

Kita bersungguh² berusaha sehingga mampu membeli apa yang kita suka, yg enak² dan yang bagus². Murah atau mahal, kita sanggup membayar nya walaupun dengan berapa harga sekalipun, namun ketika kita ingin menderma kedalam tabung masjid, kita akan memilih wang kita yg paling kecil sekali unutk dimasukkan kedalam tabung derma.

Hari² yang Ganjil.

Kita set alarm sebelum tidur takut terlambat bangun untuk pergi kerja. Namun kita lupa untuk setkan alarm untuk bangun menghadap Allah ketika solat Subuh.

Hari² sangat Ganjil.

Kita saling caci dan membicarakan keburukan makhluk² Allah, namun kita lupa akan firman Allah 

Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di datangi malaikat pengawas yang selalu hadir".

Hari² yang Ganjil.

Kita mengeluh dari banyak nya musibah dan bencana, namun kita lupa akan firman Allah 

"Maha Suci Allah yang telah menggerak kan kenderaan ini untuk kami padahal kami tiada kuasa menggerakkannya".

Hari² yang Ganjil.

Ibu² & bapa² membiarkan saja isteri dan anak perempuan mereka memakai pakaian dengan menampakkan aurat bahkan menimbulkan fitnah kepada orang lain tanpa ada rasa bersalah dan tidak berani untuk mencegahnya dengan alasan itu adalah hak asasi manusia, kubur masing² dll....

Hari-hari yang ganjil.

Pada saat pesan ini sampai kepada mu, maka dengan engkau telah menjadi salah seorang yang berkongsi dalam memberikan peringatan tentang peraturan serta syariat Allah dan sunnah² Nabi Muhammad ﷺ. Apa yang kami harapkan darimu adalah turut serta menghidupkan sebahagian dari sunnah Nabi ﷺ ini walau hanya dengan satu perbuatan sunnah saja.

JADILAH ANDA SEBAGAI SALAH SEORANG YANG MENGAJAK KEPADA KEBAIKAN DAN MENCEGAH KEMUNGKARAN….

Memilih pemimpin dalam Islam

Pemimpin Islam

Rasulullah SAW bersabda:

مَا مِنْ أَمِيرٍ يَلِى أَمْرَ المُسْلِمِينَ، ثُمَّ لا يَجْهَدُ لَهُمْ وَيَنْصَحُ، إِلا لَمْ يَدْخُلْ مَعَهُمُ الجَنَّةَ

“Tidak ada seorang pemimpin yang menangani urusan kaum muslimin, kemudian tidak bersungguh-sungguh dan tidak melaksanakannya dengan baik, kecuali ia tidak akan masuk surga bersama mereka.” 

(HR Muslim).

«اسْمَعُوا، هَلْ سَمِعْتُمْ أَنَّهُ سَيَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ؟ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ الحَوْضَ، وَمَنْ لَمْ يَدْخُلْ عَلَيْهِمْ وَلَمْ يُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ وَلَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَهُوَ وَارِدٌ عَلَيَّ الحَوْضَ»

Dengarkan, apakan kalian sudah pernah mendengar, bahwa kelak sepeninggalanku akan muncul para penguasa, maka siapa saja yang mendatanginya dan membenarkan kebohongannya, serta menolong kedhalimannya, maka dia bukan dari golonganku, serta aku bukan dari golongannya, dan dia tidak akan memasuki haudh (telaga Kautsar), dan siapa saja yang tidak mendatangi penguasa, serta tidak menolong kedahlimannya, juga tidak membenarkan kebohongannya, maka dia termasuk golonganku dan akan memasuki haudh (telaga Kautsar). 

(HR. Tirmidzi, Nasa’i dan Al-Hakim).

وأخرج أحمد   في مسنده، والبيهقي بسند صحيح، عن أبي هريرة رضي الله عنه، قال: قال رسول الله صلى الله  عليه وسلم: « من بدا جفا، ومن اتبع الصيد غفل، ومن أتى أبواب السلطان افتتن، وما ازداد أحد من السلطان قرباً، إلا ازداد من الله بعداً

Dari Abi Hurairah radiallahu anhu, Rasulullah bersabda, “Siapa tinggal di pedalaman maka perangainya keras, dan siapa sibuk dengan berburu maka akan lalai, serta siapa yang mendatangi pintu-pintu penguasa terkena fitnah, tidak seseorang semakin dekat dengan penguasa maka akan bertambah jauh dari Allah.” 

(HR. Ahmad dan Baihaqi dengan sanad shahih)

وأخرج ابن ماجه، عن أبي هريرة، قال: قال رسول الله صلى الله عليه  وسلم: « إن أبغض القراء إلى الله تعالى الذين يزورون الأمراء

Dari Abi Hurairah radiallahu anhu, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya qurra yang paling dibenci Allah ialah yang mendatangi penguasa.” 

(HR. Ibnu Majah).

Sayidina Anas ra juga meriwayatkan:

ﺍﻟْﻌُﻠَﻤَﺎﺀُ ﺃَﻣَﻨَﺎﺀُ ﺍﻟﺮُّﺳُﻞِ ﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﻳُﺨَﺎﻟِﻄُﻮْﺍ ﺍﻟﺴُّﻠْﻄَﺎﻥَ ﻭَ ﻳُﺪَﺍﺧِﻠُﻮْﺍ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻓَﺎِﺫَﺍ ﺧَﺎﻟَﻄُﻮْﺍ ﺍﻟﺴُّﻠْﻄَﺎﻥَ ﻭَ ﺩَﺍﺧَﻠُﻮْﺍ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺧَﺎﻧُﻮْﺍ ﺍﻟﺮُّﺳُﻞَ ﻓَﺎﺣْﺬَﺭُﻭْﻫُﻢْ ﻭَﻓِﻲْ ﺭِﻭَﺍﻳَﺔٍ ﻟِﻠْﺤَﺎﻛِﻢِ ﻓَﺎﻋْﺘَﺰِﻟُﻮْﻫُﻢْ

Ulama adalah kepercayaan para rasul selama mereka tidak bergaul dengan penguasa dan tidak asyik dengan dunia. Jika mereka bergaul dengan penguasa dan asyik dengan dunia maka mereka telah mengkhianati para rasul. Karena itu, jauhilah mereka. 

(HR. al-Hakim).

Ada kisah yang menceritakan seekor burung pipit di zaman Nabi Ibrahim AS. Tatkala kekasih Allah itu dibakar oleh Namrudz yang kejam, burung kecil ini berusaha melakukan sesuatu dan tidak tinggal diam.  Dia angkut air dengan paruhnya yang kecil untuk memadamkan kobaran api besar yang disulut raja lalim. 

💧 Berulang-alik dia mengangkut air, dan pasti, usaha itu tidak memadamkan api yang sangat besar. Burung-burung lain bertanya pada pipit kecil, mengapa dia melalukan itu? Tak berguna dan tidak memberi hasil. Begitu kata mereka. Tapi burung pipit kecil memberikan jawaban yang sangat luar biasa.

"Mungkin air yang kubawa tidak akan memadamkan api di bawah sana. Tapi jika nanti Allah bertanya, maka aku bisa memberikan jawaban. Bahwa aku tidak tinggal diam. Aku telah melakukan sesuatu!"

Jangan berdiam diri, ambil bagian dalam dakwah dan perjuangan. Besar kecil tak jadi soal. Sebab Allah yang menilai dan memandang.

🍃 Sahabat Bilal bin Rabbah RA, ketika Sayyidina Abubakar mengumumkan akan mengumpulkan Al Quran, beliau mengambil bagian yang sering dianggap ringan dalam sejarah.  Beliau pergi dan berjalan ke tempat-tempat yang jauh, membawa kabar dan pengumuman. Menyeru kepada semua kaum Muslimin yang menghafal Al Quran untuk datang ke Masjid Nabi, untuk dikumpulkan dan dibukukan.

Maka jika kini kita membaca Al Quran, sungguh Sahabat Bilal RA akan mendapatkan pahala yang mengalir dari usaha yang beliau lakukan. 

Beliau mengambil peran dari sebuah perjalanan dan proses sejarah yang besar. 

Tidak tinggal diam.

🍂 Sahabat Ammar bin Yassir juga punya peran yang sangat unik. Saat pembangunan Masjid Nabawi, beliau sangat semangat sekali.  Diangkutnya batu di pundak kiri dan kanan. Berkali-kali beliau ulang alik memanggul batu, sampai keruntuhan.  Dan membuat khawatir Rasulullah dan semua sahabat yang lain. Mereka bertanya, mengapa membawa batu tak satu-satu? mengapa harus membawa beban di kiri dan kanan? Lalu Sahabat Ammar memberikan jawaban, "Aku membawa dua. Yang satu untukku sendiri. Dan yang satu lagi, aku hadiahkan untuk Rasulullah Junjungan."

Allahu Akbar !

❄ Agama ini dibawa dan didukung oleh manusia-manusia yang mengambil peran. Manusia-manusia yang bekerja dan tidak tinggal diam. Manusia-manusia yang maju dan bergerak mengusung dakwah dengan segala dan berbagai kemampuan. Dengan tenaga, dengan pikirannya, dengan hartanya, dengan kemampuannya, dengan doanya, dengan waktu, bahkan keterampilannya. 

Sekarang giliran kita untuk mengambil peran.  Jangan tinggal diam!

Pasal 33 UUD 1945 merupakan salah satu undang-undang yang mengatur tentang Pengertian Perekonomian, Pemanfaatan Sumber Daya Alam, dan Prinsip Perekonomian Nasional, yang bunyinya sebagai berikut:

Ayat 1

Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.

Ayat 2

Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.

Ayat 3

Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Ayat 4

Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Ayat 5

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.

Demikian lah pasal 33 ayat (1), (2), (3), (4), dan (5) Undang-undang Dasar 1945, yang merupakan aturan dasar pemerintah, maupun rakyatnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mengatur berbagai hal, dari hal-hal sederhana hingga berbagai hal yang menyangkut hajat hidup orang banyak. 

Dalam Pasal 33 UUD 1945 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua dibawah pimpinan atau penilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat-lah yang diutamakan, bukan kemakmuran Seseorang saja. Selanjutnya dikatakan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. 

Sehingga dapat disimpulkan, secara tegas Pasal 33 UUD 1945 melarang adanya penguasaan sumber daya alam ditangan Perorangan atau Pihak-pihak Swasta Asing/Aseng. Dengan kata lain monopoli, oligopoli maupun praktek kartel dalam bidang pengelolaan sumber daya alam dianggap bertentangan dengan prinsip Pasal 33 UUD 1945. 

Pasal 33 UUD 1945 menyebutkan bahwa sumber daya alam dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Sehingga monopoli pengaturan, penyelengaraan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan sumber daya alam serta pengaturan hubungan hukumnya berada pada negara. Dalam Pasal 33 ini menjelaskan bahwa perekonomian indonesia akan ditopang oleh 3 pelaku utama yaitu Koperasi, BUMN/D (Badan Usaha Milik Negara/Daerah), dan Swasta yang akan mewujudkan demokrasi ekonomi yang bercirikan pancasila.

Jiwa dari Pasal 33 UUD 1945 yang berlandaskan semangat sosial, menempatkan penguasaan terhadap berbagai sumber daya untuk kepentingan publik (seperti sumber daya alam) pada negara. Pengaturan ini berdasarkan anggapan bahwa pemerintah adalah pemegang mandat untuk melaksanakan kehidupan kenegaraan di Indonesia. Untuk itu, pemegang mandat ini seharusnya punya legitimasi yang sah dan ada yang mengontrol tidak tanduknya, apakah sudah menjalankan pemerintahan yang jujur dan adil, dapat dipercaya (accountable), dan tranparan (good governance).

 
Dosen yang terkenal liberal itu mulai berceramah.
 
Namun, ia tidak langsung masuk ke mata kuliahnya. Ia justru berbicara tentang fenomena umat Islam yang menurutnya pemarah. Ada yang memprotes adzan, marah. Ada yang membakar Al Quran, marah. Ada yg melecehkan surat Al Maidah, marah. Padahal, menurutnya, yang dibakar itu hanya kertas. Sedangkan Al Quran yang sebenarnya ada di "lauhul mahfudz". Tak bisa dibakar, tak bisa dilecehkan.
 
“Saya benar-benar heran dengan umat Islam. Terlalu lebay, menurut saya. Hanya karena ada yang menginjak mushaf Al Quran, mereka marah lalu ribuan orang menggelar demonstrasi di mana-mana. Padahal yang dibakar itu cuma kertas. Hanya media tempat menulis Al Quran. Al Quran aslinya ada di lauhul mahfuzh,” kata dosen itu.
 
“Saya pikir para mahasiswa harus dicerdaskan soal ini.”
 
Ruang kuliah itu hening beberapa saat. Sebagian mahasiswa agaknya setuju dengan pemikiran sang dosen. Hingga kemudian, seorang mahasiswa yang dikenal cerdas mengacungkan tangan.
 
“Memang Al Quran itu, hakikatnya ada di lauhul mahfuzh,” katanya sambil berjalan mendekati dosen.
“Maaf, Pak. Boleh saya melihat makalah Bapak?”
 
Wajah mahasiswa lainnya menegang. Mereka khawatir akan ada insiden yang tidak terduga antara mahasiswa yang dikenal sebagai aktifis dakwah itu dengan dosennya yang liberal. “Makalah ini bagus Pak,” Wajah-wajah yang tadinya sempat tegang kini normal kembali. Namun itu hanya sesaat, karena setelah itu, mahasiwa tersebut melempar makalah ke lantai kemudian menginjaknya.
 
“Sayang sekali analisanya kurang komprehensif” Tak cukup menginjak. Ia ludahi makalah itu kemudian ia injak-injak lagi. Praktis makalah tersebut menjadi kotor dan rusak. Di dekatnya, sang dosen melotot. Mukanya merah padam. Kedua telapak tangannya menggenggam erat.
 
“Kurang ajar! Kamu menghina karya ilmiah saya. Kamu menghina pemikiran saya,” kata sang dosen sembari melayangkan tangannya ke arah mahasiswa. Namun, dengan cekatan mahasiswa itu menangkisnya.
 
“Marah ya Pak? Saya hanya menginjak kertas. Saya hanya meludahi kertas. Saya hanya melecehkan kertas. Saya tidak melecehkan pemikiran Bapak karena pemikiran Bapak ada di kepala Bapak. Saya kan tidak menginjak kepala Bapak. Saya pikir Bapak harus dicerdaskan soal ini.”
 
Mendengar itu, sang dosen tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia seperti mendapatkan serangan balik yang mematikan. Segera, buku-bukunya dikemasi dan ia meninggalkan ruang kuliah itu dengan muka merah padam.
 
Semoga tambah ilmu pengetahuan untuk kita semua 

Silahkan share utk menangkal pemahaman liberal..
 
Mari jaga Al Quran!!!

Subcategories

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam”.  (HR. Muslim)

Seperti anggota tubuh, umat Islam ini diberi ilham oleh Allah Ta'ala untuk cenderung fokus menjalankan fungsi yang berbeda beda sehingga mereka punya medan jihad (perjuangan) yang berbeda pula.

Namun sayangnya sebagian umat Islam ini ada yang membanggakan kelompoknya masing-masing dan lupa bahwa sebenarnya mereka adalah satu tubuh.