BAGAIMANA CARA AGAR KITA HIDUP BAHAGIA ?

1. Tidak membenci

Jangan sekali-kali membenci seseorang hanya karena dia lebih baik darimu. Walaupun dia berbuat kesalahan kepadamu tetapi doakan dia untuk berubah dan menjadi baik.

2. Tidak berkeluh kesah.

Jangan berkeluh kesah karena apa yang kita alami sebuah proses untuk kita menjadi lebih dewasa dalam banyak hal, sebaliknya perbanyaklah berdoa kepada Alloh SWT.

3. Hidup sederhana

Hidup sederhana walaupun punya kedudukan tinggi & harta melimpah karena apa yang kita terima semuanya titipan

4. Berprasangka baik

Senantiasa berfikir positif meskipun kerap ditimpa musibah, karena dari setiap persoalan kita dapat merasakan bahwa Alloh tidak pernah memberi cobaan melebihi kekuatan kita.

5. Selalu tersenyum

Senyumlah walaupun hati terluka karena hinaan orang dengan satu pemahaman bahwa kita mengampuni dia karena dia tidak tau apa yang dia perkatakan kepada kita.

6. Selalu memberi

Gemar memberi dan berbagi walaupun kita tidak berlebih karena kita sesungguhnya bendahara Alloh didunia ini .

7. Berdoa tanpa sepengetahuan mereka

Jangan lelah dan jemu jemu selalu mendoakan sahabat -2 kita untuk kebaikan mereka tanpa sepengetahuannya, dengan tulus.

8. Tidak dengki dan iri hati

Jangan iri & dengki dengan kejayaan dan kesuksesan teman-teman anda, karena setiap orang yang menerima lebih akan diminta lebih dalam hidup ini, sehingga kita tidak perlu iri

9. Mudah memaafkan

Jangan merasa malas dan susah dalam memaafkan kesalahan orang lain, karena terdapat kelegaan dan ketenangan dalam kita memaafkan.

10. Menjadi pendengar yang baik.

Mendengarkan dan menyimak pembicaraan seseorang dengan penuh perhatian merupakan salah satu adab yang mulia.

 

Dengan menjadi pendengar yang baik, kita akan lebih menghargai orang lain dan sebaliknya orang lain pun akan lebih menghargai kita. Nabi Muhammad Sollollohu'alaihiwassalam adalah contoh pendengar yang baik. Dengan penuh perhatian beliau mendengarkan segala keluh kesah yang diadukan para sahabatnya, meski hanya sekadar mengutarakan hal-hal sederhana.

Dengan menjadi pendengar yang baik, kita akan lebih menghargai tentang hubungan antar manusia dan persahabatan. Orang lain pun akan lebih menghargai kita.

Artinya :” yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.” ( Q.S. Az Zumar: 18)

11. Hindari permusuhan

Jangan menganggap orang yang berbeda pendapat sebagai lawan, karena sesungguhnya dia tetap saudara kita.

Semoga kita senantiasa memperbaiki ibadah kita kepada Allah Ta'ala, dan terus istiqomah bertutur kata, berfikir dan berbuat baik dan benar.

12. Bersahabat dengan orang shaleh

Berkawan dengan orang shalih membawa dampak yang baik, karena kawan itu akan mempengaruhi kawannya. Jika kawan itu shalih akan membawa kepada kebaikan, sebaliknya jika kawan itu buruk akan membawa kepada keburukan.

Sebagaimana Rasululloh bersabda “Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan api (pandai besi). Adapun penjual minyak wangi, mungkin dia akan memberikan hadiah kepadamu, atau engkau membeli darinya, atau engkau  mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, mungkin dia akan membakar  pakaianmu, atau engkau mendapatkan bau yang buruk”.

Rasulullah bersabda:

“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa.)

13. Mencari harta di jalan halal

Dengan Harta yang halal akan membuat hati menjadi tenang, keluarga sakinah dan akan menjadikan hidup barokah.

Kita tidak akan pernah merasa tenang dalam hidup jika harta yang didapat adalah harta haram. Rasulullah 

Mencari harta halal adalah hal yang utama agar hidup menjadi bahagia. 

Sebab dengan harta yang halal akan membuat hidup menjadi tenang dan barokah, segala urusan menjadi mudah, keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah, dikaruniai anak anak yang saleh dan salehah, jiwa raga semangat untuk beribadah, harta melimpah ruah, bisa digunakan untuk haji dan umrah ke Makkah, serta ziarah Nabi Muhammad saw di Madinah, dan meninggal dalam keadaan husnul khatimah.Kita tidak akan pernah merasa tenang dalam hidup jika harta yang didapat adalah harta haram.

bersabda:

Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku takutkan (akan merusak agama) kalian, akan tetapi yang aku takutkan bagi kalian adalah jika (perhiasan) dunia dibentangkan (dijadikan berlimpah) bagi kalian sebagaimana (perhiasan) dunia dibentangkan bagi umat (terdahulu) sebelum kalian,

Maka kalian pun berlomba-lomba mengejar dunia sebagaimana mereka berlomba-lomba mengejarnya, sehingga (akibatnya) dunia (harta) itu membinasakan kalian sebagaimana dunia membinasakan mereka”

( HR. Bukhari Muslim)

Semoga kita menjadi lebih baik lagi dan lebih bermanfaat.

》Semoga bermanfaat

 

Babagimana Cara Agar Kita Hidup Bahagia.

https://youtu.be/LMdCsEtHP-o

Inilah Kata-Kata Bijak Terbaik dari Imam Syafii (Imam Syafie) yang penuh  hikmah dan teladan .

https://youtu.be/k38fD40sFdc

25 Kata-kata bijak tentang kehidupan penuh makna - (Syeikh Ibnu Atha’illah As-Sakandari)

https://youtu.be/rYtOzzul4do

25 Kata kata bijak terbaik tentang kehidupan - (Sayyidina Umar bin Khottob RA)

https://youtu.be/dwIqp_w4Hvc

Kata kata bijak motivasi hidup penuh makna - (Sayyidna Ali bin Abi Thalib RA)

https://youtu.be/K2b0ESign7I

43 Kata-kata bijak yang patut direnungkan, menenangkan hati - (Sayyidina Umar bin Khottob).

https://youtu.be/uM3JU9l0m6o

 

https://youtu.be/dwIqp_w4Hvc

Alkisah ada seorang sahabat Nabi bernama Sya’ban RA, Ia adalah seorang sahabat yang tidak menonjol dibandingkan sahaba-sahabat yang lain.

Ada suatu kebiasaan unik dari beliau yaitu setiap masuk masjid sebelum sholat berjamaah dimulai dia selalu beritikaf di pojok depan masjid. 

Dia mengambil posisi di pojok bukan karena supaya mudah bersandaran atau tidur, namun karena tidak mau mengganggu orang lain dan tak mau terganggu oleh orang lain dalam beribadah.

Kebiasaan ini sudah dipahami oleh sahabat bahkan oleh Rosululloh SAW, bahwa Sya’ban RA selalu berada di posisi tersebut termasuk saat sholat berjamaah.

Suatu pagi saat sholat subuh berjamaah akan dimulai Rosululloh SAW mendapati bahwa Sya’ban RA tidak berada di posisinya seperti biasa. Nabi pun bertanya kepada jemaah yang hadir apakah ada yang melihat Sya’ban RA.

Namun tak seorangpun jamaah yang melihat Sya’ban RA. Sholat subuh pun ditunda sejenak untuk menunggu kehadiran Sya’ban RA. Namun yang ditunggu belum juga datang. Khawatir sholat subuh kesiangan, Nabi memutuskan untuk segera melaksanakan sholat subuh berjamaah.

Selesai sholat subuh, Nabi bertanya apa ada yang mengetahui kabar dari Sya’ban RA.

Namun tak ada seorang pun yang menjawab.

Nabi bertanya lagi apa ada yang mengetahui di mana rumah Sya’ban RA.

Kali ini seorang sahabat mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia mengetahui persis di mana rumah Sya’ban RA.

Nabi yang khawatir terjadi sesuatu dengan Sya’ban RA meminta diantarkan ke rumahnya. Perjalanan dengan jalan kaki cukup lama ditempuh oleh Nabi dan rombongan sebelum sampai ke rumah yang dimaksud. Rombongan Nabi sampai ke sana saat waktu afdol untuk sholat dhuha (kira-kira 3 jam perjalanan). Sampai di depan rumah tersebut Nabi mengucapkan salam. Dan keluarlah seorang wanita sambil membalas salam tersebut. 

“Benarkah ini rumah Sya’ban?” Nabi bertanya.

“Ya benar, saya istrinya” jawab wanita tsb. 

“Bolehkah kami menemui Sya’ban, yang tadi tidak hadir saat sholat subuh di masjid ?”

Dengan berlinangan air mata istri Sya’ban RA menjawab: “Beliau telah meninggal tadi pagi..."

InnaliLahi wainna ilaihirojiun… Maa sya Alloh, satu-satunya penyebab dia tidak sholat subuh berjamaah adalah karena ajal sudah menjemputnya.

Beberapa saat kemudian istri Sya’ban bertanya kepada Rosul, “Ya Rosul ada sesuatu yang jadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia berteriak tiga kali dengan masing-masing teriakan disertai satu kalimat.

Kami semua tidak paham apa maksudnya."

“Apa saja kalimat yang diucapkannya?” tanya Rasul.

Di masing-masing teriakannya dia berucap kalimat:

“ Aduuuh kenapa tidak lebih jauh…”

“ Aduuuh kenapa tidak yang baru….“

“ Aduuuh kenapa tidak semua…”

Nabi pun melantukan ayat yang terdapat dalam surat Qaaf (50) ayat 22 : “Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.“ Saat Sya’ban dalam keadaan sakratul maut, perjalanan hidupnya ditayangkan ulang oleh Alloh, Bukan cuma itu, semua ganjaran dari perbuatannya diperlihatkan oleh Alloh.  Apa yang dilihat oleh Sya’ban (dan orang yang sakratul maut) tidak bisa disaksikan oleh yang lain.

Dalam pandangannya yang tajam itu Sya’ban melihat suatu adegan di mana kesehariannya dia pergi pulang ke masjid untuk sholat berjamaah lima waktu. Perjalanan sekitar 3 jam jalan kaki sudah tentu bukanlah jarak yang dekat. Dalam tayangan itu pula Sya’ban RA diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari langkah-langkahnya ke Masjid. Dia melihat seperti apa bentuk surga ganjarannya. Saat melihat itu dia berucap, “Aduuuh kenapa tidak lebih jauh…” Timbul penyesalan dalam diri Sya’ban , mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang didapatkan lebih banyak dan surga yang didapatkan lebih indah. 

Dalam penggalan berikutnya Sya’ban melihat saat ia akan berangkat sholat berjamaah di musim dingin. Saat ia membuka pintu berhembuslah angin dingin yang menusuk tulang. Dia masuk kembali ke rumahnya dan mengambil satu baju lagi untuk dipakainya. Jadi dia memakai dua buah baju. Sya’ban sengaja memakai pakaian yang bagus (baru) di dalam dan yang jelek (butut) di luar.  Pikirnya jika kena debu, sudah tentu yang kena hanyalah baju yang luar. Sampai di masjid dia bisa membuka baju luar dan sholat dengan baju yang lebih bagus.

Dalam perjalanan ke masjid dia menemukan seseorang yang terbaring kedinginan dalam kondisi mengenaskan. Sya’ban pun iba, lalu segera membuka baju yang paling luar dan dipakaikan kepada orang tersebut dan memapahnya untuk bersama-sama ke masjid melakukan sholat berjamaah. Orang itupun terselamatkan dari mati kedinginan dan bahkan sempat melakukan sholat berjamaah.

Sya’ban pun kemudian melihat indahnya surga yang sebagai balasan memakaikan baju bututnya kepada orang tersebut, Kemudian dia berteriak lagi: “Aduuuh kenapa tidak yang baru..., “Timbul lagi penyesalan di benak Sya’ban.  Jika dengan baju butut saja bisa mengantarkannya mendapat pahala yang begitu besar, sudah tentu ia akan mendapat yang lebih besar lagi seandainya ia memakaikan baju yang baru.

Berikutnya Sya’ban melihat lagi suatu adegan saat dia hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan cara mencelupkan dulu ke segelas susu. Ketika baru saja hendak memulai sarapan, muncullah pengemis di depan pintu yang meminta diberi sedikit roti karena sudah lebih 3 hari perutnya tidak diisi makanan. Melihat hal tersebut. Sya’ban merasa iba. Ia kemudian membagi dua roti itu sama besar, demikian pula segelas susu itu pun dibagi dua.

Kemudian mereka makan bersama-sama roti itu yang sebelumnya dicelupkan susu, dengan porsi yang sama. Alloh kemudian memperlihatkan ganjaran dari perbuatan Sya’ban RA dengan surga yang indah. Demi melihat itu diapun berteriak lagi: “Aduuuh kenapa tidak semua...”

Sya’ban kembali menyesal. Seandainya dia memberikan semua roti itu kepada pengemis tersebut tentulah dia akan mendapat surga yang lebih indah.

Masya Alloh, Sya’ban bukan menyesali perbuatannya, tapi menyesali mengapa tidak optimal...

Sesungguhnya semua kita nanti pada saat sakratul maut akan menyesal tentu dengan kadar yang berbeda, bahkan ada yang meminta untuk ditunda matinya karena pada saat itu barulah terlihat dengan jelas konsekwensi dari semua perbuatannya di dunia.

Mereka meminta untuk ditunda sesaat karena ingin bersedekah. Namun kematian akan datang pada waktunya, tidak dapat dimajukan dan tidak dapat dimundurkan. Sering sekali kita mendengar ungkapan hadits berikut:

"SHOLAT ISYA BERJAMA'AH PAHALANYA SAMA DENGAN SHOLAT SEPARUH MALAM"

"SHOLAT SUBUH BERJAMA'AH PAHALANYA SAMA DENGAN SHOLAT SEPANJANG MALAM"

“Dua rakaat sebelum Subuh lebih baik dari pada dunia dan isinya.”

Sholat berjamaah di mesjid mendapatkan ganjaran pahala 52 derajat, terdiri dari  sholat  berjamaah mendapat pahala 27 derajat dan sholat di masjid mendapat pahala 25 derajat.

Perjalanan setiap langkah menuju  ke mesjid mendapatkan satu langkah pengampunan dosa dan satu langkah lagi kebaikan serta kenaikan derajat di sisi Allah Ta'ala.

Namun lihatlah... masjid tetap saja lengang.

Seolah kita tidak percaya kepada janji Alloh. Mengapa demikian ?

Karena apa yang dijanjikan Alloh itu tidak terlihat oleh mata kita pada situasi normal.

Mata kita tertutupi oleh suatu hijab. Karena tidak terlihat, maka yang berperan adalah iman dan keyakinan bahwa janji Alloh tidak pernah meleset, Alloh akan membuka hijab itu pada saatnya. Saat ketika nafas sudah sampai di tenggorokan. 

Sya’ban RA telah menginspirasi kita bagaimana seharusnya menyikapi janji Alloh tersebut. 

Dia ternyata tetap menyesal sebagaimana halnya kitapun juga akan menyesal. Namun penyesalannya bukanlah karena tidak menjalankan perintah Alloh SWT, tapi penyesalannya karena tidak melakukan ibadahnya dengan optimal dan istiqomah.

Subhanallah Alhamdulillah Wala illallah Akbar

Semoga bermanfaat  dan berbagi sebagai amal jariyah🤲🏻

 

Wallahu'aklam bissawab🙏

Oleh : KH Hafidz Abdurrahman, MA

Ini adalah tamsil yang menarik. Tamsil ini dalam bahasa Arab, berbunyi:

أكلت يوم أكل الثور اﻷبيض

"Aku sebenarnya telah dimakan [singa itu], ketika banteng putih itu dimakan." 

Alkisah, ada tiga banteng; putih, merah dan hitam. Ketiga banteng ini berhadapan dengan seekor singa yang hendak memangsanya. Namun, karena ketiganya bersatu padu, singa itu pun tak bisa memangsa mereka, baik yang putih, merah maupun hitam. 

Singa pun tak kehilangan cara. Untuk memangsa ketiganya tidak bisa sekaligus, harus satu-satu. Caranya, dia harus pisahkan ketiganya, dengan bujuk rayu dan muslihat. Singa mulai menjadikan banteng putih sebagai target mangsa. Maka, ia datang kepada kedua banteng yang lain, merah dan hitam. Dia katakan kepada mereka, "Saya akan makan banteng putih, jadi kalau kalian tidak ingin aku mangsa, lebih baik kalian diam saja, tidak perlu membantunya. Kalian akan aku biarkan, dan aman." Kata singa. Kedua banteng itu pun setuju. Mereka diam saja, saat banteng putih dimangsa singa, tak ada kepedulian sedikit pun, karena yang dimangsa bukan mereka. 

Singa itu memangsa banteng putih dengan lahap, tanpa kesulitan berarti, sementara kedua banteng yang lainnya menyaksikan temannya dimangsa, tanpa sedikit pun empati. Mereka salah, dianggap singa itu tak akan memangsa mereka. Maka, setelah hari berganti, giliran mereka yang dimangsa. Tetapi, jika sekaligus, maka singa itu pun tak akan bisa menundukkan mereka. Caranya, sebagaimana cara yang dilakukan singa itu memangsa banteng putih. 

Singa datang kepada banteng hitam, "Saya akan mangsa benteng merah, kamu diam saja, tidak perlu membantunya. Kamu tidak akan aku mangsa, tenang saja, dan diam. Kamu aman." Singa itu pun memangsa banteng merah itu dengan lahapnya, tanpa perlawanan berarti, di depan mata banteng hitam. Banteng hitam itu pun hanya melihat dan menyaksikan temannya, banteng merah dimangsa singa, tanpa empati. Seolah itu tidak akan menimpa dirinya. Tapi, dia salah. 

Setelah hari berganti, banteng hitam itu tinggal sendiri. Saat tinggal sendiri, singa itu pun memangsanya dengan mudah, sebagaimana kedua temannya yang telah dimangsa singa itu terlebih dahulu. Saat banteng hitam itu menjelang ajalnya, dia mengatakan, "Aku sesungguhnya telah dimakan [singa itu], ketika banteng putih itu dimakan." Artinya, ketika mereka membiarkan seekor banteng putih dimangsa singa, dan tidak dilawan, akhirnya kekuatan banteng-banteng tadi berkurang, karena tinggal dua ekor, hingga seekor, saat itulah singa dengan mudah melakukan aksinya. 

Begitulah, tamsil yang indah, menggambarkan betapa persatuan umat Islam itu penting. Tak hanya penting, tetapi juga wajib. Cara kaum Kafir untuk menghancurkan kekuatan Islam adalah dengan mengadudomba kaum Muslim. Diciptakanlah, "Islam Radikal" vs "Islam Moderat", "Islam Arab" vs "Islam Nusantara". Semuanya ini tujuannya satu, menghancurkan kekuatan umat Islam, dan memangsa kaum Muslim. 

Bodohnya, ada orang Islam, organisasi Islam, bangga karena tidak dicap kaum Kafir sebagai "Islam Radikal", dan senang dengan cap, "Islam Moderat", padahal mereka akan dimakan juga, kelak setelah "Islam Radikal" dijadikan mangsa. Sebab, musuh kaum Kafir, seperti kata Samuel Huntington, bukanlah "Islam Radikal," atau "Islam Fundamentalis", tetapi Islam itu sendiri. Dikotomi itu hanya cara yang dilakukan "singa" Kafir untuk memangsa kaum Muslim, dan menghancurkan Islam. 

Maka, ketika kaum Kafir melakukan permusuhan bahkan pembubaran terhadap kelompok atau ormas Islam, sekarang diikuti dengan perang terhadap Perda Syariah, targetnya bukan hanya kelompok atau organisasi itu, tetapi menghancurkan Islam dan umatnya. 

Waspadalah!

Makkah, 

Selasa, 27 Nopember 2018

Manusia yang pertama-tama yang diberi wewenang oleh Allah ﷻ memberi syafa'at untuk menolong umatnya kelak dihari kiamat adalah Nabi Muhammad ﷺ

Imam Al-Busiri dalam kubahan syairnya berkata:

يَا أَكْرَمَ الْخَلْقِ مَالِيْ مَنْ أَلُـــوذُ بِه.ِ # سِوَاكَ عِنْدَ حُلُولِ الحَادِثِ العَمَم ِ.

Wahai makhluk paling mulia, tiada orang tempat perlindungan hamba

Selain engkau baginda, dikala huru-hara kiamat melanda semua manusia.

 

Syair tersebut sesuai dengan firman Allah ﷻ dalam surat Ad-dhuha yang artinya :

Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi puas.(Qs Ad-dhuha: 5)

Di riwayatkan dari Atha' yang bersumber dari Ibnu Abbas, ia berkata : yang dimaksud pemberian Allah ﷻ dalam ayat tersebut adalah Allah ﷻ memberi izin kepada Nabi Muhammad ﷺ untuk memberi syafa'at kepada umatnya sampai beliau puas.

Mari kita perbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ agar kita mendapatkan syafaat beliau kelak di negeri akhirat.

Di dalam hadis-hadis tentang keutamaan shalawat di antaranya;

Rasulullah ﷺ bersabda:

من صلي علي كنت شفيعه يوم القيامة 

Barangsiapa yang bershalawat kepadaku, maka aku akan memberinya syafa'at pada hari kiamat. (HR. Ibnu Syahin ).

 

Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

فمن كان أكثرهم علي صلاة كان أقربهم مني منزلة

Barangsiapa yang paling banyak bershalawat atasku,maka ia adalah orang yang paling dekat kedudukannya (disurga) denganku (HR. Al-Baihaqi dalam Sunan Kubra)

Dari Abdullah ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

 " أولى الناس بي يوم القيامة أكثرهم علي صلاة " . 

Orang yang paling berhak mendapat syafa'atku kelak di hari kiamat adalah orang yang paling banyak membaca salawat untukku. (HR. At-Tirmidzi )

Ada manusia yang sewaktu di dunia rajin membaca shalawat namun di akhirat tidak mendapatkan syafa'at ! siapakah manusia tersebut ?

Manusia yang rajin bershalawat namun tidak mendapat syafa'at salah satunya yaitu manusia yang meninggalkan kewajiban shalat, walaupun dia banyak-banyak bersholawat kepada Nabi Muhammad ﷺ tapi kalau dia meninggalkan shalat maka dia tidak akan mendapatkan syafa'at dari Nabi Muhammad ﷺ

Allah ﷻ berfirman :

tidak akan mendapatkan pertolongan/syafa'at  kecuali  manusia yang telah mengadakan perjanjian dengan Allah ﷻ

لا يملكون الشفاعة إلا من اتخذ عند الرحمن عهدا

Mereka tidak berhak mendapat syafa'at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah.

(Qs: Maryam; 87)

Perjanjian yang dimaksud dalam ayat tersebut di antaranya adalah shalat lima waktu.

Disebutkan didalam kitab Arbaur Rosaail sesungguhnya Malaikat Jibril pernah datang kepada Nabi Muhammad ﷺ dan berkata : 

يا محمد , تارك الصلاة ماله نصيب من حظوظك ولا فى شفاعتك ولا هو من أمتك.

Wahai Muhammad, orang yang meninggalkan shalat, tidak ada bagian untuk dia dari bagian-bagianmu dan dia tidak mendapatkan syafa'atmu bahkan dia dikeluarkan dari golongan umat-Mu.

والله أعلم....